Rabu, 23 November 2011

KISAH HIDUP KARYAWAN IBUKOTA

oleh Rusdi Warge Betawi pada 25 September 2011 jam 10:15


Alkisah ada satu cerita, dimana digambarkan disana tentang betapa nestapanya kehidupan dan nasib para pekerja di ibukota metropolitan, ini hanya cerita filtif atau cerita drama, tapi ini juga bisa memnjadi cerita realita dan memang nyata...


mau tau ceritanya.. mari simak bersama....


Alkisah dahulu kala ada seorang laki2 bernama Amin, dia adalah seorang karyawan di salah satu perusahaan retail terkenal di ibu kota metropolitan Jakarta, pada waktu itu posisi atau jabatan dia, adalah sebagai staff karyawan, entah staff bagian apa di sana..


Awal mengkarirkan dirinya, si amin adalah seorang pemuda yg benar2 datang dari ujung dusun pulau jawa yg mencoba datang ke jakarta dengan membawa segendongan baju lusuh dan 3 lembar ijazah entah ijazah apa itu dia memulai mengadu nasib di ibu kota dgn mencari lowongan2 pekerjaan dari mulai bangunan, pasar, hotel, sampai akhirnya nasib baik menghampiri dirinya dan dia diterima di salah satu mall terkenal di jakarta ini, si amin memulai karir dari bawah pada waktu itu, maksudnya dia dari seorang tukang cuci sayuran di supermarket milik perusahaan tersebut.. tetapi karena keuletannya dalam bekerja, tak aneh dengan sangat drastis si amin telah tumbuh dan mampu merubah dirinya menjadi seorang laki2 jakarta sejati..


atau dengan kata lain si amin telah hidup agak lumayan lah.. walaupun gajinya semene..( maksudnya UMR).. tiap hari dia bekerja tak kenal lelah sampai akhirnya waktu berlalu tak terasa sudah 20 tahun dia bekerja di perusahaan tersebut..
entah apa yg dirasakan waktu yg berlalu seakan hanya angin yg lewat saja, entah irama atau hipnotis apa, si amin tak sadar... ternyata pekerjaan yg selama ini dia jalankan tidak sesuai dgn apa yg dia dapatkan.. hatinya bergemuruh menahan sakit yg entah apa sebabnya...


mungkin si amin kini telah pintar karna berita, atau mungkin tuntutan kehidupan yg semakin menjepitnya, sehingga peristiwa ini timbul..


si amin protes siang dan malam, pagi dan petang, tapi apa yg dia dapatkan, nihil... hanya olokan, ejekan dan tertawaan yg dia dapatkan dari teman2 saja.. akh.. percuma katanya...


hingga suatu ketika datanglah temannya yg dia akrabkan sejak pertama kali dia masuk jakarta, temannya sudah menjadi general manager di salah satu perusahaan oli..entah apa namanya, (si amin ga kasih tau penulis) dia kecewa sama tuhan, karna dia merasa hidup ini tidak adil... tapi mo dikata apa, akhirnya juga hanya sewot dan teriak2 sendirian...


karena kesewotannya, si amin mulai berani unjuk gigi, dia merasa perusahaannya tdk adil padanya, si amin bentuk serikat pekerja gila (SPG) si amin waktu itu sebagi ketua sekaligus pengkomando...
si amin berteriak histeris di depan medan laga.. menyampaikan semua tuntutan dan aspirasi kepada pimpinan perusahaan... si amin tambah berapi-api manakala dia mendengar historia dan teriakan2 dukungan bergemuruh dibelakangnya...


alhasil pada waktu itu tuntutan mereka dikabulkan perusahaan, para pekerja dan si amin mulai bekerja kembali dengan tenang... waktu berlalu...


kini tahun 2000 ini, peristiwa lama terulang lagi.. tapi kali ini para pendukungnya tidak sehebat waktu itu, dan si aminpun kebingungan, pontang panting cari dukungan, tapi tak hasil karena semua bawahanpun tahu kalau si amin kini telah berubah, manakla dia diposisikan sebagai manager di perusahaan tersebut ketika pada waktu demontrasi pertama kali dia berhasil..


akhirnya kini si amin tak ada dukungan dan teriakan semangat teman2nya lagi... dia termenung kecewa dan sedih... apa yg harus dilakukannya... si amin hanya pasrah pada nasib dan keadaan... hingga saat ini....


yach... demikianlah kisah si amin... sangat tragis.. mengharukan sekaligus lucu, kita harus melihat apa yg terjadi dari cerita tersebut, sekaligus belajar dari jati diri si amin anak ujung dusun itu.. di jakarta orang baikpun akan berubah jika sudah dinilai dengan uang... makanya hati-hati...  bunglon dan ular kepala dua itu ada di setiap tempat...


yg kerjanya hanya berteriak di muka, memperkeruh suasana, jika panas keadaan mereka pontang panting cari tempat ngumpet.... yach... mudah2an di perusahaan kita tidak ada lagi amin-amin yg lain....


inspirasi by Rusdi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar