oleh Rusdi Warge Betawi pada 18 Oktober 2010 jam 17:45
Entah
harus kumulai dari mana jalan cerita ini, rasanya tak pernah sama
sekali terpikirkan di benakku, tapi kenapa tangan ini tak berdaya untuk
menggoreskan satu cerita....
Yah.. mungkin para sahabat
tak akan sudi membaca cerita aku ini, bahkan kemungkinan akan lantas
mencemoh serta menggerutu dalam hati, tetapi sekali lagi aku sungguh tak
perduli...
Kali ini Aku hanya mencoba merenungi nasibku,
menceritakan sesuatu kisah yang sangat kelam kurasakan, dan sampai saat
ini akupun belum mengerti apa yg sesungguhnya terjadi... Yang aku
rasakan hanya kepenatan waktu dan kebosanan rutinitas saja...
Sampai
saat ini aku serasa hidup di dalam kubangan lumpur yg sangat dalam, aku
tenggelam dalam keheningan malam, dan terlena dalam dekapan embun yg
semu serta memabukkan...
Satu tahun, dua tahun, lima
tahun, hingga kini tak terasa nyaris 16 tahun aku terjelembab di sini,
di dalam kehidupanku, dan tak pernah kurasakan indahnya panorama alam yg
lain, aku tak pernah menyaksikan hijaunya daun, desiran angin pagi yg
sejuk, bahkan kicauan dan nyanyian burung2 syahdupun tak pernah singgah
ditelingaku ini.. Aku semakin bingung wahai sahabat...
Sungguh
aku tak mengerti, apa yg sdg terjadi dalam kehidupan ini, kemanakah
para Dewa yg dapat mendengar suara rintihan? kemana Tuhan yg selalu
mengasihi umatnya? Dimana para malaikat yg sering memberikan wahyu?
Rasanya mulut ini sdh kelu menyebut-Mu, suara ini sudah parau memanggil-Mu, hati ini semakin gundah Mengharap-Mu...
Tapi kenapa sampai saat ini, aku saat ini masih disini dalam kegalauan.. aku masih disini dalam derita...
Sahabt...
lihat disana, ada 3 anak laki2 dan 1 orang wanita yg menghiba, mereka
menangis disaat lapar, dan mereka tertidur di saat haus, haruskah aku
berlari menjauhinya, haruskah aku menutupi kenyataan hidup ini...
Kehidupan
16 tahun yg aku lalui penuh dgn kepura-puraan, penuh dengan kebohongan,
aku sering tertawa dalam kesedihan, aku sering terkikik dalam
kehancuran... sesungguhnya asal kalian tahu, Aku menangis... batin
terisak... Hati gemuruh....
Tapi.. Percuma... mungkin ini
kata terakhir dalam hatiku... dan rasanya beban tak mungkin
berkurang... Sedih tak mungkin tertawar...
biarlah semua hilang...
biarlah semua tenggelam... yang terpenting aku harus mampu menanggung
beban ini... aku harus terbiasa dengan kesendirian ini... yach...
kesendirian dalam kubangan lumpur hitam serta bertemankan anyirnya embun
yg tersapu angin malam...
Demikianlah sekelumit CERITA KEHIDUPAN ini aku goreskan, semoga dapat menjadi teman dalam kesendirian sahabat di waktu gundah...
dan semoga dapat menjadi satu inspirasi untuk dapat menantang kehidupan yg lain.... semoga.....
Jakarta, 17 Okt 2010
Buat si Derita tiada akhir....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar