oleh Rusdi Warge Betawi pada 25 September 2010 jam 21:15
Kita kerap berbicara tentang masa depanTapi kita tak pernah tahu apa kita akan merasakannya
Sungguh,
aku ingin hari esok tetap indah seperti biasa sayang.Seperti waktu kita
menyusuri jembatan pelangiSambil bergandengan tanganAtau menjala
gemerlap bintang yang melekat pada bola matamu
Duh, lucu rasanya
membayangkanPerihal kisah kita di masa depan.Tapi kau tahu? Aku
akan selalu membutuhkanmuSeperti nantiAku membutuhkan tongkat untuk
berdiri.
Apakah kelak ketika pucat salju melekatDan mencemari
rambutkuKau masih ada di sini? Di sisiku?Menemaniku duduk di atas kursi
goyangMenghafal nama cucu-cucu kita.
Kadang kita ke tamanMenabur
umpan kepada merpati putih gelandanganBarang kali merekaBisa mengajarkan
kita lebih jauh tentang kesetiaan.
Apa sinar yang datangdari
perapian musim dinginAkan menghiasi kulit keriputmu yang selalu ku
pandangKetika kau sedang merajut sebuah syal hangat untukku?
Tapi
untuk apa syal itu?Aku bukan lelaki yang sering berpergianUntuk meneguk
bir sampai bulan mengantukKarena aku akan lebih senang di rumahMengunyah
waktu dengan segenap sisa gigi di rahang yang telah lapukSambil
memandangi album berdebuMilik kita di masa lalu.
Bukan hanya tupai
yang harus mengumpulkan kenariUntuk persediaan makanan selama musim
dinginMulai sekarang kita juga harus giat menimbun lebih banyak
ceritaAgar nanti bisa kita kenang kembali di hari tuaKetika pena
kehabisan tintanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar