Rabu, 23 November 2011

Ketika Nanti Rambutku Beruban

oleh Rusdi Warge Betawi pada 25 September 2010 jam 21:15

Kita kerap berbicara tentang masa depanTapi kita tak pernah tahu apa kita akan merasakannya
Sungguh, aku ingin hari esok tetap indah seperti biasa sayang.Seperti waktu kita menyusuri jembatan pelangiSambil bergandengan tanganAtau menjala gemerlap bintang yang melekat pada bola matamu
Duh, lucu rasanya membayangkanPerihal kisah kita di masa depan.Tapi kau tahu? Aku akan selalu membutuhkanmuSeperti nantiAku membutuhkan tongkat untuk berdiri.
Apakah kelak ketika pucat salju melekatDan mencemari rambutkuKau masih ada di sini? Di sisiku?Menemaniku duduk di atas kursi goyangMenghafal nama cucu-cucu kita.
Kadang kita ke tamanMenabur umpan kepada merpati putih gelandanganBarang kali merekaBisa mengajarkan kita lebih jauh tentang kesetiaan.
Apa sinar yang datangdari perapian musim dinginAkan menghiasi kulit keriputmu yang selalu ku pandangKetika kau sedang merajut sebuah syal hangat untukku?
Tapi untuk apa syal itu?Aku bukan lelaki yang sering berpergianUntuk meneguk bir sampai bulan mengantukKarena aku akan lebih senang di rumahMengunyah waktu dengan segenap sisa gigi di rahang yang telah lapukSambil memandangi album berdebuMilik kita di masa lalu.
Bukan hanya tupai yang harus mengumpulkan kenariUntuk persediaan makanan selama musim dinginMulai sekarang kita juga harus giat menimbun lebih banyak ceritaAgar nanti bisa kita kenang kembali di hari tuaKetika pena kehabisan tintanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar