oleh Rusdi Warge Betawi pada 13 September 2010 jam 0:52
Gaji Papa Berapa?
Seperti biasa Roby, karyawan di sebuah perusahaan retail terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 8 malam.Tidak seperti biasanya, Sandi, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.
"Kok, belum tidur ?" sapa Roby sambil mencium anaknya.
Biasanya Sandi memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sandi menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?""Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?""Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sandi singkat."Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 50.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 26 hari kerja. jika Sabtu setengah hari dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih juga disuruh lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?" Sandi berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi.
Ketika Roby beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sandi berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 50.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp.5.000,- dong" katanya."Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Roby.Tetapi Sandi tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian, Sandi kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 1.500,- enggak ?""Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah"."Tapi Papa?"
Kesabaran Roby pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sandi. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Roby nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sandi di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sandi didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 1.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Roi berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sandi. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besokkan bisa. Jangankan Rp. 1.500,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Roby..
"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini"."lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Roby lembut."Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 1.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 5.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 2500,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp.1.500, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sandi polos.
Roby pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata waktu kerjanya yang sudah dilakukan bertahun-tahun ini, tidaklah cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.
Apakah ini bisa dibilang pengabdian.... ???!!!
Untuk siapa...??? Perusahaan atau keluarga...???!!! (Dari Email Seorang Teman)...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar